Saturday, December 23, 2006

Toyota Auris - Inside Out

Ajang Paris Motor Show 2006 lalu menjadi saksi kehadiran konsep desain terbaru Toyota, “inside out” yang diwujudkan ke dalam mobil konsep Toyota Auris. Konsep ”inside out” memaksimalkan ruang dan kenyamanan interior tanpa melupakan faktor pengemudian yang mengasyikkan.

Dengan demikian, konsep ini pun sejalan dengan filosofi desain yang mendasari mobil-mobil keluaran Toyota di masa kini maupun ke depan, yakni Vibrant Clarity, yang memadukan dua prinsip yang bertolak belakang, dinamisme dan energi, dengan simplisitas dan logika. Dengan filosofi ini, Toyota mencoba memadukan bentuk dan fungsi ke dalam satu paket.

Mobil konsep hatchback 5-pintu rancangan studio desain Toyota Eropa ED2 ini menampilkan desain interior yang menselaraskan pengemudi dan penumpang dengan mobil. Konsol tengahnya dirancang elegan namun tidak melupakan faktor kepraktisan dan ergonomi. Hal itu diwujudkan dalam bentuk tongkat perseneling dan tombol-tombol lainnya di konsol tengah diposisikan sedikit lebih tinggi, namun mudah dijangkau.

Desain meter cluster-nya juga terbilang unik. Ada dua bulatan indikator di situ, masing-masing berfungsi sebagai tachometer dan speedometer. Sementara ruang bagian tengah kedua indikator itu dimanfaatkan untuk berbagai jenis indikator lainnya, mulai dari suhu, bahan bakar, sampai odomoter.

Aura konsep inside out pun makin terasa dengan diaplikasikannya atap panoramic glass, lantai ruang penumpang belakang yang rata dan permukaan jendela yang luas.

Auris memiliki panjang keseluruhan 4.220mm. Dan, dengan panjang wheelbase mencapai 2.600mm, Auris mengombinasikan stabilitas dan kenyamanan berkendara dengan luas ruang penumpang yang maksimum. Ketinggian mobil sebesar 1.515mm dan lebar 1.760 turut memberikan kesan interior yang lapang, namun tetap sporti.

Melihat eksterior Auris, mengingatkan kita kepada Toyota Yaris, yang pertama kali diluncurkan di Eropa tahun lalu. Terutama kalau kita melihat desain headlamp dan moncongnya. Hanya saja, Auris terlihat lebih panjang dan lebih gambot ketimbang Yaris.

Desain grill yang menyatu dengan bumper, overhang pendek, serta dipertegas dengan kehadiran velg alloy 19 inci, brake calliper yang terlihat jelas, serta exhaust muffler berwarna krom yang terintegrasi dengan bumper belakang membuat Auris tampil dinamis sekaligus sporti.

Nantinya, Auris akan tersedia dalam pilihan tipe bodi hatchback 3 dan 5 pintu. Pilihan mesinnya pun bakal beragam, yakni dua jenis mesin bensin 1,4 VVT-I dan 1,6 Dual VVT-i, serta tiga buah jenis mesin diesel 1,4 D-4D, 2,0 D-4D dan 2,2 D-4D Clean Power. Seluruhnya sudah memenuhi standar emisi Euro IV.

Kabarnya, Auris diproyeksikan Toyota sebagai generasi penerus Corolla, setidaknya untuk pasar Eropa. Apakah Auris sanggup meneruskan prestasi Corolla yang begitu legendaris: 30 juta unit terjual dalam kiprahnya selama empat dekade? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Friday, December 22, 2006

Presiden Terima Tim Ekspedisi Palm Oil

Toyota menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM). Hal ini ditunjukkan dengan dukungan berupa keikutsertaan dalam tim kegiatan sosialisasi pemanfaatan energi alternatif bertajuk ”Palm Oil Expedition” yang secara resmi diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 21 Desember 2006. “Palm Oil Expedition” merupakan pengujian pemanfaatan minyak sawit asli (Pure Plant Oil) pada kendaraan niaga dan kendaraan penumpang bermesin diesel.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menandatangani stiker Mobil Bio dalam kaitan sosisalisasi Energi Alternatif bertajuk "Palm Oil Expedition".


Dalam rombongan ”Palm Oil Expedition” yang mengambil rute sepanjang sentra perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatra, Toyota menyertakan 12 unit kendaraan antara lain: 3 unit truk Dyna dan 3 unit mobil Kijang Innova berbahan bakar diesel. Perjalanan ini dimulai dari kota Banda Aceh, propinsi NAD pada 12 Desember lalu dan berakhir di Jakarta 21 Desember 2006. Ekspedisi yang diprakarsai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan didukung penuh oleh Toyota ini dirancang untuk mendukung rencana pemerintah dalam rangka pengembangan energi alternatif penganti BBM, khususnya solar dan minyak bakar.

Toyota menyadari bahwa untuk mengatasi masalah penggunaan bahan bakar minyak dan perbaikan lingkungan hidup dibutuhkan upaya bersama, tidak hanya dari pihak pemerintah namun juga seluruh masyarakat, termasuk pelaku industri kendaraan bermotor. Keikutsertaan dalam ”Palm Oil Expedition” membuktikan bahwa Toyota siap merespon semua kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan industri kendaraan bermotor. ”Kesuksesan uji coba ini menunjukkan bahwa minyak sawit juga bisa dimanfaatkan pada mesin industri lain yang lebih sederhana,” tambah Johnny Darmawan, Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor.

Peran aktif Toyota bagi pengembangan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan ini sudah dilakukan lebih dari 15 tahun, sejak tahun 1990. Toyota secara berkesinambungan bekerjasama melakukan kajian dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset teknologi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), BPPT, Lemigas, BTMP (Balai Termodinamika, Motor Bakar & Propulsi), LRPI (Lembaga Riset Perkebunan Indonesia), dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Keterlibatan dalam ”Palm Oil Expedition” kali ini merupakan bentuk lain komitmen Toyota untuk mendukung pemerintah dalam mengkampanyekan energi alternatif pengganti BBM di dalam negeri. Tahun 2006 ini, untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, Toyota telah menginvestasikan lebih dari Rp 1 milyar dalam bentuk dukungan berbagai kegiatan kajian dan sosialisasi yang bertujuan untuk mencari energi alternatif yang ramah lingkungan dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Sementara itu, untuk tahun 2007 mendatang, Toyota akan menggali lebih dalam partisipasi masyarakat dalam penggunaan dan pengembangan bahan bakar alternatif. Toyota juga telah menyiapkan mobil hybrid Toyota Prius untuk diberikan kepada pemerintah Indonesia.

Selain pemanfaatan biofuel, pemerintah Indonesia menyadari perlunya mendorong upaya lain sebagai alternatif untuk mengatasi penghematan BBM dan pencemaran lingkungan. Salah satu teknologi yang telah berhasil dikembangkan oleh Toyota sebagai solusinya adalah penggunaan mobil hibrida (hybrid) yang menggabungkan mesin berbahan bakar minyak dengan motor listrik, yang sangat efisien dalam mengonsumsi bahan bakar dan mampu menekan kadar gas buang dengan optimal.

Teknologi hybrid pertama kali dikembangkan oleh Toyota pada tahun 1977 ketika berhasil meluncurkan Toyota Sports 800 Gas Turbine (GT) Hybrid Prototype. Sementara itu, Toyota Prius adalah mobil hibrida pertama yang diproduksi secara massal dan dijual kepada umum. Prius, yang di dalam bahasa Latin berarti sebelum atau pertama, pertama kali dijual di Jepang pada tahun 1997 dan di dunia pada tahun 2001. Dalam tahun 2006, Prius telah terjual lebih dari 600.000 unit di seluruh dunia
Wednesday, December 13, 2006

Penggunaan Biofuel Segera Memasyarakat

Penggunaan biofuel tampaknya akan segera bergulir. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menggunakan bahan bakar biofuel mendapat dukungan positif dari masyarakat, terutama dari kalangan ATPM. Seperti halnya, PT Toyota-Astra Motor (TAM) yang juga berharap penggunaan biofuel bagi kendaraan bermotor di Indonesia dapat segera segera memasyarakat.

Sesaat sebelum pengibaran bendera start oleh Iskandar Abubakar, Dirjen Perhubungan Darat (kiri), didampingi Joko Trisanyoto (kanan)dari PT TAM dan pejabat lainnya.


Dengan semakin banyaknya masyarakat yang menyadari penggunaan biofuel ini sekaligus dukungan infrastruktur penyediaannya diharapkan target kebijaksanaan energi mix yang dikeluarkan pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dan upaya menciptakan lingkungan udara yang lebih bersih akan lebih cepat tercapai.

Penggunaan biofuel memang diharapkan tak hanya akan mengurangi penggunaan BBM konvensional, melainkan juga mendukung kebersihan udara lingkungan, baik saat ini maupun di masa datang.

“Peningkatan penggunaan biofuel merupakan langkah strategis dalam kebijakan energi nasional dan program lingkungan hidup. Karenanya, sebagai ATPM terbesar yang menguasai 39,8% pasar otomotif nasional, kami akan terus aktif mendorong peningkatan pemakaian biofuel bagi berbagai kendaraan bermotor,” ujar Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor, Johnny Darmawan.

Berbagai tipe mobil Toyota yang dikerahkan pada 5% Biofuel Roadshow, Jakarta-Bandung-Jakarta


Di Indonesia sendiri TAM sudah sejak tahun 1990 aktif dalam berbagai pengkajian dan pengembangan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan ini, melalui kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset teknologi, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS), BPPT, Lemigas, BTMP (Balai Termodinamika, Motor Bakar & Propulsi), LRPI (Lembaga Riset Perkebunan Indonesia), dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Sementara itu, berkaitan dengan pengembangan teknologi ramah lingkungan, Toyota juga aktif dalam mengembangkan teknologi, seperti Toyota Hybrid System (yang terbaru Hybrid Synergy Drive atau THS II) dan Fuel Cell Hybrid Vehicle yang telah memasuki tahap tes untuk komersialisasi.

Guna mendukung pemasyarakatan penggunaan biofuel ini di Indonesia, belum lama ini TAM turut dalam kegiatan Biofuel Roadshow yang diselenggarakan oleh METI (Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia) bekerja sama dengan BPPT 12 November 2006 lalu. Dalam kesempatan ini ditegaskan oleh Marketing Director TAM, Joko Trisanyoto bahwa penggunaan bahan bakar alternative, seperti 5% biofuel, ini bagi kendaraan produksi Toyota boleh dikatakan tidak ada masalah.

TAM memberi dukungan penuh antara lain dengan menyediakan puluhan unit kendaraan dari berbagai jenis dan tipe, seperti Kijang Innova, All New Camry, Avanza, Toyota Yaris dan Fortuner untuk diisi dengan biofuel dan digunakan oleh peserta. Seperti ditegaskan oleh Joko Trisanyoto, bahwa melalui kegiatan ini masyarakat bisa menyaksikan sendiri kesiapan dan keandalan teknologi Toyota dalam penggunaan biofuel.
Friday, December 01, 2006

James “Casino Royale” Bond


New Aston Martin DBS. Film James Bond atau yang dikenal James Bond 007 tak hanya menceritakan agen rahasia Inggris yang legendaris, melainkan kehadiran filmnya sendiri pun legendaris. Bukan saja bintang pemeran utamanya yang tampil sangat trendy, punya banyak kemampuan untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam menjalankan tugasnya, juga memiliki berbagai kelengkapan yang mendukung aksinya, baik senjata rahasia maupun kendaraan bermotor yang canggih.

Dalam film James Bond 007 “CASINO ROYALE” yang akan diproduksi oleh Michael G. Wilson dan Barbara Broccoli untuk Eon Productions, tampil Daniel Craig yang berperan sebagai James Bond terbaru. Film ini sendiri akan dirilis November 2006 oleh MGM/Sony dimana Daniel akan mengendarai mobil Aston Martin DBS terbaru.

Meski dalam tradisi James Bond bahwa mobil yang akan digunakan, yang dalam hal ini 007 “CASINO ROYALE” tetap ditutup sebagai rahasia, namun perusahaan pembuatnya memastikan bahwa yang akan digunakan Craig adalah mobil Aston Martin DBS terbaru.

Dr Ulrich Bez, Chairman and Chief Executive Officer Aston Martin, mengatakan bahwa, “Ini suatu berita besar bahwa James Bond yang akan kembali mengendarai Aston Martin dan kita telah membuatnya dengan memiliki sesuatu yang spesial, yang memungkinkan Bond mampu menyelesaikan tugas-tugas rahasianya dengan penuh percaya diri dan gaya.”

Awalnya, dalam film 007 Casino Royale ini Daniel “James Bond” Craig meminta untuk mengendarai Aston Martin DB5 dengan gaya klasik 007, namun kenyataannya dalam film legendaris ini Daniel Craig mengendarai Aston Martin DBS terbaru.

"Mobil ini sangat spesial karena DBS terbaru ini berada di antara DB9 dan mobil racing Aston Martin terbaru yang akan segera masuk dalam racing di Le Mans. Bukan saja canggih dalam teknologi, DBS sesungguhnya suatu kendaraan yang luar biasa bagus dan sangat cocok digunakan oleh Bond.

Sebagai kendaraan racing, DBS memang sedikit memberi masalah bagi para stunt driver, namun untuk memuluskan dukungan mereka dalam berbagai manuver kendaraan yang dibutuhkan, maka para stunt melakukan persiapan yang serius dengan menggunakan kendaraan uji.

Namun, ketika para stunt ini mengendarai DBS, performansinya sungguh sangat berbeda, ujar Gary Powell, koordinator para stunt.

"Awalnya, apa yang kami ingin lakukan adalah menggunakan posisi kemiringan yang sekecil mungkin dalam melakukan manuver, karena kami ingin benar-benar menjaga kendaraan agar tetap mendekat ke tanah dan hal itu dapat dilakukan dengan baik dengan kendaraan uji,” tambah Powell

“Berbeda dengan Aston, yang dibuat dengan sangat berbeda, dimana pusat gravitasinya lebih rendah. Aston sesungguhnya adalah kendaraan racing yang diizinkan dikendarai di jalan raya. Karenanya, ketika kami melakukannya pertama kali di ramp, maka kendaraan terangkat ke udara, dan ia mengoreksi sendiri dan kemudian kembali lagi,” ujar Powell lagi. Bahkan ketika ramp-nya ditambah hingga 400%, Aston masih menunjukkan stabilitas yang luar biasa, yang bahkan mengalahkan upaya stunt untuk membalikkannya.

Dengan kondisi itu, akhirnya Gary Powell memutuskan untuk menaikkan ramp kurang dari dua feet. Kami masuk pada posisi 75, kecepatan 80 mil per jam dan mencecahkannya dengan kedua roda sisi kiri, serta mengantisipasi pembalikan kendaraan dengan sangat mudah.

Namun, kenyataannya kendaraan terangkat ke udara dan menyesuaikan posisinya dengan sangat baik dan mendarat kembali pada di atas keempat rodanya. Ini menunjukkan stabilitas Aston yang luar biasa sempurna.

Aston Martin DBS dibuat dalam jumlah terbatas, mungkin sekitar 300 kendaraan. Harganya di pasaran diperkirakan sekitar £160,000. Selain itu, DBS mampu menghasilkan daya 530bhp dari mesin 6.0-liter V12 yang dimilikinya.