Presiden Terima Tim Ekspedisi Palm Oil
Toyota menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM). Hal ini ditunjukkan dengan dukungan berupa keikutsertaan dalam tim kegiatan sosialisasi pemanfaatan energi alternatif bertajuk ”Palm Oil Expedition” yang secara resmi diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 21 Desember 2006. “Palm Oil Expedition” merupakan pengujian pemanfaatan minyak sawit asli (Pure Plant Oil) pada kendaraan niaga dan kendaraan penumpang bermesin diesel.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menandatangani stiker Mobil Bio dalam kaitan sosisalisasi Energi Alternatif bertajuk "Palm Oil Expedition".
Dalam rombongan ”Palm Oil Expedition” yang mengambil rute sepanjang sentra perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatra, Toyota menyertakan 12 unit kendaraan antara lain: 3 unit truk Dyna dan 3 unit mobil Kijang Innova berbahan bakar diesel. Perjalanan ini dimulai dari kota Banda Aceh, propinsi NAD pada 12 Desember lalu dan berakhir di Jakarta 21 Desember 2006. Ekspedisi yang diprakarsai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan didukung penuh oleh Toyota ini dirancang untuk mendukung rencana pemerintah dalam rangka pengembangan energi alternatif penganti BBM, khususnya solar dan minyak bakar.
Toyota menyadari bahwa untuk mengatasi masalah penggunaan bahan bakar minyak dan perbaikan lingkungan hidup dibutuhkan upaya bersama, tidak hanya dari pihak pemerintah namun juga seluruh masyarakat, termasuk pelaku industri kendaraan bermotor. Keikutsertaan dalam ”Palm Oil Expedition” membuktikan bahwa Toyota siap merespon semua kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan industri kendaraan bermotor. ”Kesuksesan uji coba ini menunjukkan bahwa minyak sawit juga bisa dimanfaatkan pada mesin industri lain yang lebih sederhana,” tambah Johnny Darmawan, Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor.
Peran aktif Toyota bagi pengembangan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan ini sudah dilakukan lebih dari 15 tahun, sejak tahun 1990. Toyota secara berkesinambungan bekerjasama melakukan kajian dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset teknologi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), BPPT, Lemigas, BTMP (Balai Termodinamika, Motor Bakar & Propulsi), LRPI (Lembaga Riset Perkebunan Indonesia), dan Kementerian Lingkungan Hidup.
Keterlibatan dalam ”Palm Oil Expedition” kali ini merupakan bentuk lain komitmen Toyota untuk mendukung pemerintah dalam mengkampanyekan energi alternatif pengganti BBM di dalam negeri. Tahun 2006 ini, untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, Toyota telah menginvestasikan lebih dari Rp 1 milyar dalam bentuk dukungan berbagai kegiatan kajian dan sosialisasi yang bertujuan untuk mencari energi alternatif yang ramah lingkungan dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Sementara itu, untuk tahun 2007 mendatang, Toyota akan menggali lebih dalam partisipasi masyarakat dalam penggunaan dan pengembangan bahan bakar alternatif. Toyota juga telah menyiapkan mobil hybrid Toyota Prius untuk diberikan kepada pemerintah Indonesia.
Selain pemanfaatan biofuel, pemerintah Indonesia menyadari perlunya mendorong upaya lain sebagai alternatif untuk mengatasi penghematan BBM dan pencemaran lingkungan. Salah satu teknologi yang telah berhasil dikembangkan oleh Toyota sebagai solusinya adalah penggunaan mobil hibrida (hybrid) yang menggabungkan mesin berbahan bakar minyak dengan motor listrik, yang sangat efisien dalam mengonsumsi bahan bakar dan mampu menekan kadar gas buang dengan optimal.
Teknologi hybrid pertama kali dikembangkan oleh Toyota pada tahun 1977 ketika berhasil meluncurkan Toyota Sports 800 Gas Turbine (GT) Hybrid Prototype. Sementara itu, Toyota Prius adalah mobil hibrida pertama yang diproduksi secara massal dan dijual kepada umum. Prius, yang di dalam bahasa Latin berarti sebelum atau pertama, pertama kali dijual di Jepang pada tahun 1997 dan di dunia pada tahun 2001. Dalam tahun 2006, Prius telah terjual lebih dari 600.000 unit di seluruh dunia
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menandatangani stiker Mobil Bio dalam kaitan sosisalisasi Energi Alternatif bertajuk "Palm Oil Expedition".
Dalam rombongan ”Palm Oil Expedition” yang mengambil rute sepanjang sentra perkebunan kelapa sawit di Pulau Sumatra, Toyota menyertakan 12 unit kendaraan antara lain: 3 unit truk Dyna dan 3 unit mobil Kijang Innova berbahan bakar diesel. Perjalanan ini dimulai dari kota Banda Aceh, propinsi NAD pada 12 Desember lalu dan berakhir di Jakarta 21 Desember 2006. Ekspedisi yang diprakarsai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan didukung penuh oleh Toyota ini dirancang untuk mendukung rencana pemerintah dalam rangka pengembangan energi alternatif penganti BBM, khususnya solar dan minyak bakar.
Toyota menyadari bahwa untuk mengatasi masalah penggunaan bahan bakar minyak dan perbaikan lingkungan hidup dibutuhkan upaya bersama, tidak hanya dari pihak pemerintah namun juga seluruh masyarakat, termasuk pelaku industri kendaraan bermotor. Keikutsertaan dalam ”Palm Oil Expedition” membuktikan bahwa Toyota siap merespon semua kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan industri kendaraan bermotor. ”Kesuksesan uji coba ini menunjukkan bahwa minyak sawit juga bisa dimanfaatkan pada mesin industri lain yang lebih sederhana,” tambah Johnny Darmawan, Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor.
Peran aktif Toyota bagi pengembangan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan ini sudah dilakukan lebih dari 15 tahun, sejak tahun 1990. Toyota secara berkesinambungan bekerjasama melakukan kajian dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga riset teknologi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), BPPT, Lemigas, BTMP (Balai Termodinamika, Motor Bakar & Propulsi), LRPI (Lembaga Riset Perkebunan Indonesia), dan Kementerian Lingkungan Hidup.
Keterlibatan dalam ”Palm Oil Expedition” kali ini merupakan bentuk lain komitmen Toyota untuk mendukung pemerintah dalam mengkampanyekan energi alternatif pengganti BBM di dalam negeri. Tahun 2006 ini, untuk membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, Toyota telah menginvestasikan lebih dari Rp 1 milyar dalam bentuk dukungan berbagai kegiatan kajian dan sosialisasi yang bertujuan untuk mencari energi alternatif yang ramah lingkungan dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Sementara itu, untuk tahun 2007 mendatang, Toyota akan menggali lebih dalam partisipasi masyarakat dalam penggunaan dan pengembangan bahan bakar alternatif. Toyota juga telah menyiapkan mobil hybrid Toyota Prius untuk diberikan kepada pemerintah Indonesia.
Selain pemanfaatan biofuel, pemerintah Indonesia menyadari perlunya mendorong upaya lain sebagai alternatif untuk mengatasi penghematan BBM dan pencemaran lingkungan. Salah satu teknologi yang telah berhasil dikembangkan oleh Toyota sebagai solusinya adalah penggunaan mobil hibrida (hybrid) yang menggabungkan mesin berbahan bakar minyak dengan motor listrik, yang sangat efisien dalam mengonsumsi bahan bakar dan mampu menekan kadar gas buang dengan optimal.
Teknologi hybrid pertama kali dikembangkan oleh Toyota pada tahun 1977 ketika berhasil meluncurkan Toyota Sports 800 Gas Turbine (GT) Hybrid Prototype. Sementara itu, Toyota Prius adalah mobil hibrida pertama yang diproduksi secara massal dan dijual kepada umum. Prius, yang di dalam bahasa Latin berarti sebelum atau pertama, pertama kali dijual di Jepang pada tahun 1997 dan di dunia pada tahun 2001. Dalam tahun 2006, Prius telah terjual lebih dari 600.000 unit di seluruh dunia
<< Home